Kenang Perjuangan Lawan PKI di Jogokariyan, AHY: Mari Teguhkan Semangat Kebersamaan Kita
Yogyakarta – Nama Masjid Jogokariyan 1966 di Yogyakarta tidak hanya dikenal seluruh penduduk Yogyakarta, tapi juga harum di seluruh Nusantara, bahkan mancanegara. Ini berkat pengelolaan masjid yang berbasis komunitas, sehingga secara swadaya masjid bisa membantu warga sekitar yang butuh makan, layanan pendidikan, kesehatan maupun ekonomi. Setiap Ramadhan, masjid ini terkenal karena sanggup memberi makan berbuka puasa bagi ribuan jamaahnya setiap sahur dan berbuka.
Tapi siapa sangka, berdirinya Masjid ini ternyata berkat dorongan Komandan RPKAD Kolonel Sarwo Edhie Wibowo, dalam rangka pemberantasan PKI tahun 1966?
Fakta ini diungkapkan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat menyampaikan pidato dalam pelantikan pengurus DPC se-Yogyakarta (4/10).
Saat mengungkapkan kenangannya akan keistimewaan Yogyakarta, AHY bercerita, “Bulan Ramadan lalu kita ngabuburit mencari takjil di Masjid Jogokariyan. Rame sekali, ribuan masyarakat numplek mencari takjil menjelang waktu berbuka puasa. Kemudian saya mampir untuk berbuka puasa sekaligus shalat maghrib berjamaah di Masjid Jogokariyan. Yang menyenangkan dan membuat saya terharu, ketika sampai di Masjid, disambut dengan begitu hangat oleh jamaah yang ada dan khususnya para pengurus masjid.”
AHY melanjutkan, “Yang saya lebih surprise lagi adalah ketika beliau (Takmir Masjid Ust. Muhammad Jazir) menceritakan sejarah. Beliau menyampaikan begini, “Bapak ibu, tahu tidak? Masjid Jogokariyan ini tidak akan ada hari ini jika tidak hadir seorang perwira bernama Sarwo Edhie Wibowo”. Seorang kolonel, Komandan Pasukan Baret Merah, Resimen Para Komando Angkatan Darat RPKAD yang datang untuk melindungi para ulama dan masyarakat umumnya, dari incaran PKI ketika itu.'”
Mengutip cerita ust. Jazir, AHY melanjutkan, “Mereka mengatakan, ‘Kalau Pak Sarwo Edhie Wibowo tidak datang, para ulama dan warga di sini pasti sudah dibantai PKI; dan tidak mungkin masjid ini bisa berdiri hingga saat ini”. Itulah kemudian diabadikan Jogokariyan 1966, tahun datangnya pasukan RPKAD di bawah pimpinan Jenderal Sarwo Edhie Wibowo, yang kebetulan adalah eyang saya.”
AHY sendiri baru tahu bahwa kakeknya berperan besar dalam pendirian Masjid tersebut.
Mengambil hikmah dari cerita Takmir Madjid Jogokariyan itu, AHY pada ribuan peserta pelantikan mengajak, “Mudah-mudahan semangat patriotisme, cinta tanah air, melindungi rakyat juga tertanam dalam diri kita semua. Tanpa melihat dari mana kita berasal, tanpa melihat perbedaan identitas diantara kita, dan semoga nilai-nilai keberanian yang juga selalu beliau (alm. Sarwo Edhie Wibowo) tunjukkan, yaitu berani untuk mengambil risiko, bertanggung jawab menyampaikan kebenaran dan keadilan, itu juga mengalir dalam diri kita.” Hadirin bergemuruh mengaminkan.
Kata AHY lebih lanjut, “Mudah-mudahan seluruh Kader Demokrat menjadi patriot-patriot bangsa yang memiliki keberanian untuk menyampaikan kebenaran dan keadilan, serta keberanian untuk melakukan perubahan dan perbaikan. Ini kita harus lakukan untuk Indonesia yang semakin baik kedepan.”
Seruan AHY ini disambut tepuk tangan dan tempik sorak para pengurus serta kader Demokrat se-Yogyakarta.