Demokrat Minta Manajemen RSAR Situbondo Perhatikan Kesejahteraan Nakes
Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Situbondo, Janur Sasra Ananda angkat bicara terkait rencana aksi mogok kerja tenaga kesehatan (Nakes) di RSUD dr. Abdoer Rahem (RSAR) Situbondo. Rencana aksi tersebut menyangkut kesejahteraan Nakes di rumah sakit plat merah itu.
Janur berharap Manajemen RSAR Situbondo untuk segera mencari solusi terkait tuntutan para Nakes tersebut.
“Saya berharap dan meminta tidak ada aksi mogok kerja dari teman-teman tenaga kesehatan, karena ini menyangkut hak-hak masyarakat untuk memperoleh layanan kesehatan, juga terkait dengan sumpah dan janji untuk mengutamakan nyawa pasien. Alhamdulillah kemarin sepakat tidak ada aksi mogok kerja, kami meminta ada solusi yang intensif untuk permasalahan yang ada ini,” ujarnya, Selasa, 03 Desember 2024.
Lebih lanjut, Legislator Partai Demokrat ini mengungkapkan, pada hari Kamis yang akan datang, Manajemen RSUD Asembagus bakal melakukan studi tiru ke RSAR Situbondo. “Kami berharap kegiatan itu bisa diambil sisi positifnya, ini dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan kesejahteraan para Nakes,” tegasnya.
Sementara itu, terkait rencana pengunduran diri dokter Roekmy Prabarini Ario dari Direktur RSAR Situbondo, Janur menilai untuk saat ini rencana tersebut kurang tepat.
“Karena ini kan peralihan tahun anggaran ketika direktur mundur dan menunjuk Plt (Pelaksana Tugas -red) itu sangat kesulitan untuk pertanggungjawaban di laporan akhir anggaran APBD 2024. Siapa yang mau tandatangan? Apakan Plt? Plt ini mempunyai keterbatasan tugas pokok dan fungsi,” ucap legislator empat periode ini.
Oleh karenanya, ia, menyarankan, agar dokter Roekmy agar tidak mengundurkan diri dari Direktur RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo. “Karena kita butuh direktur yang definitif ya, sedangkan kita saat ini masa transisi di mana Bupati Situbondo terpilih tidak bisa mengangkat direktur selama enam bulan setelah pelantikan,” bebernya.
Di sisi lain, Direktur RSAR Situbondo, dokter Roekmy Prabarini Ario mengaku bahwa keputusan untuk mengundurkan diri sebagai direktur rumah sakit plat merah itu sudah dipertimbangan secara matang.“Ya, sudah mengudurkan diri. surat pengunduruan diri sudah dibuat dan akan segera diajukan kepada pimpinan saya,” katanya.
Dikatakannya, bahwa alasan kuat untuk mengundurkan diri karena beberapa faktor, salah satunya internal rumah sakit yang sudah tidak kondusif. Selama ini mereka mempersolkan terkait perolehan jasa pelayanan medis rumah sakit.
“Kalau pembayaran jasa medis itu sebetulnya ada mekanismenya sendiri. Cuman karena saat ini sudah persoalannya menjadi besar, sehingga tidak bisa lagi untuk memberikan keterangan yang jelas. Maka lebih baik saya mundur saja sesuai permitaan mereka,” pungkasnya.